Doa Mengusir Setan
Ketika ajaran baru dimulai
santri baru pun banyak yang berdatangan.
Mereka pun larut dalam banyaknya
kelas dan pelajaran yang diajarkan sehari hari di Pesantren.
Saat ini Cak Jahlun adalah
santri senior yang membimbing puluhan santri baru.
Sebagai santri senior, Cak
Jahlun dituntut untuk menguasai banyak bidang ilmu salah satunya menjawab
banyaknya pertanyaan dari santri baru.
Suatu hari santri baru bernama
Bahlul bertanya.
Bahlul :
Ustadz, saya ingin tanya sesuatu yang merisaukan pikiran saya?
Cah Jahlul : Apakah itu, kalo memang saya bisa akan saya coba jawab.
Bahlul : Beberapa
hari ini saya merasa digoda setan, mohon bimbingannya.. Kira-kira doa apa
yang manjur untuk mengusir setan.
Setelah berpikir beberapa saat
Cah Jahlun menjawab dengan entengnya.
Cak Jahlul : Begini, caranya mudah sekali...
Bahlul :
Gimana Ustadz (dengan mimik serius mendengarkan wejangan santri senior).
Cak Jahlun: Kalo kamu merasa digoda setan baca doa berikut ini.
"Allahumma
bariklana fima rozaktana wakina adzabannar."
Dijamin setan pasti akan lari..
Bahlul
: Loh, itukan doa sebelum
makan.
Cak
Jahlun : La iya.. Setannya pasti akan lari karena
takut kamu makan..
Jawabnya sembari berlalu begitu saja..
Bahlul
:
@#$@%!&%$&^*@!%@..?
Gus Dur Kebingungan?
Peringatan 1.000 hari wafatnya
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang jatuh pada Kamis, 27 September 2012
diadakan di dua tempat besar, meski banyak di tempat kecil lain. Pertama, di
Pondok Pesantren Tebuireng, tempat pemakaman beliau bersama kakeknya, KH Hasyim
Asy'ari yang juga pendiri NU.Dan kedua, di Ciganjur Jakarta, rumah tinggal
keluarga sehari-hari.Tempat pertama meiniliki kekuatan historis sedangkan yang
kedua mempunyai potensi publis.
Ada dua celotehan yang sempat
penulis dengar terkait peringatan ini. Pertama, apa Gus Dur tidak kebingungan,
mau menghadiri yang mana? Kedua, apa jawaban Gus Dur ketika disoal oleh
kakeknya tentang barongsay yang ikut kirim doa menyertai tahlilan dan yasinan
di Tebuireng?
Ini mengingatkan penulis saat
perziarah ke makam seorang wali di luar Jawa bersama kawan-kawan Dewan Hakim
MTQ Nasional .Teman itu bertanya;"Cak, tadi di makam, sampeyan mencium
sesuatu atau tidak?"
"Ya, harum.aneh,
sebentar-sebentar ada, sebentar tak ada," kata saya
"Sama."
"Kenapa?"
"Itu berarti beliau khudlur."
Maksudnya, beliau sedang ada
diruang itu, hadir menyambut.Logikanya, bisa saja, orang menziarahi sebuah
makam, sementara wali yang bersangkutan sedang ke luar. Meski demikian, parsel
dan proposal tetap diterima oleh kesekretariatan yang nantinya disampaikan
sewaktu waktu sang boss datang. Semua itu berjaIan sistemis dan otomatis atas
izin Allah.
Dalil tentang, bahwa para nabi,
para syuhada, orang-orang saleh hidup di alam sama memang ada. (wa huwa
hayy, bal ahya' dll).
Namun pemahaman makna
"hidup" itulah yang berbeda.Pertama, hidup aktif. Yakni bisa beraksi
dan bereaksi, seperti merespon salam, merekomendasi doa peziarah kepada Tuhan
dll. Kedua, hidup pasif. Kayak orang hidup yang bisa menikmati fasilitas,
sebagai ekstra servis atas kesalehannya. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Atau,
Anda berpendapat lain?
Kearifan Ketiga
Gus Dur memang bukan manusia
standar.Ada kelebihan di atas manusia kebanyakan.Daya rahmatnya yang konsis,
sungguh memberi manfaat bagi orang hidup, meski dia sendiri sudah lama
tiada.Maka wajar, mereka berduyun-duyun mendoakan. Sebagai muslim, siapa sih
yang tidak ingin hidup bahagia dan matipun bahagia, bahkan lebih bahagia. Untuk
mencapai itu, diperlukan kearifan kedua dalam berpandangan hidup.Contoh paling
gampang dipapar berikut ini.
"Tentang doa, tahlilan,
yasinan yang dikirim teruntuk mayit, bisa nyampai atau tidak?" Soal
dasar hukum dan dalil, baik naqli maupun aqli sama-sama ada, baik bagi yang
mendukung nyampai atau yang menolak. Tak bisa kita truth claim dengan
menyalahkan yang lain dan membenarkan diri sendiri. Maka, di sinilah dibutuhkan
second knowledge atau kearifan kedua. Yaitu kearifan memilih pendapat
yang menguntungkan dan sah, bukan pendapat yang merugikan meski juga sah.
Bagi mereka yang memilih pahala
Yasinan bermanfaat bagi mayit, penulis ucapkan selamat dan beruntung.
Anda pintar dan arif.Selain Anda memiliki aset pribadi, Anda juga mendapat
hadiah, bonus dan parsel dari kawan-kawan. Moga bisa membantu kebutuhan Anda di
alam sana. Tuhan bersikap sesuai keyakinan hamba-Nya (Ana 'ind dhann 'abdi
bi).
Sementara bagi kawan-kawan yang
berpendapat tidak bisa nyampai, sia-sia dan tak berguna, penulis hormat.Anda
orang hebat yang merasa amalnya cukup dan tak butuh subsidi.Moga demikian.
Tapi tak salah bila dikoreksi:
"Benarkah amal Anda cukup?"
Jika di sono nanti Anda
mengalami defisit, maaf, Anda tidak bisa menerima subsidi.Sebab jalur sudah
Anda putus sejak dulu dan Tuhan bertindak sesuai keyakinan Anda.
Dalam silabi teks Qurani,
hadiah-hadiahan tersebut hanya berlaku bagi mereka yang seiman.Beda agama
antara pengirim dan yang dikirim tak bisa.Itulah yang dipegangi para ulama
termasuk Kiai Hasyim Asy'ari.
Namun Gus Dur ingin lebih dari
itu, ingin melampaui yang standar dan biasa.Sehingga memilih menggunakan
kearifan ketiga.Dimana, non-seiman juga bisa bermanfaat.Tidak merasa cukup
hanya dengan kearifan kedua yang dinilai kurang optimal.
Makanya, barongsay dibolehkan
ikut kirim doa menyertai tahlilan dan yasinan di seputar makam Gus Dur, dengan
harapan sama-sama bisa nyampai dan bermanfaat. Lumayan.
Dari sisi ini, nampak
sesungguhnya Gus Dur itu pribadi sangat santun di hadapan Tuhan, merasa amat
fakir dan benar-benar membutuhkan kucuran rahmat-Nya yang tak terhingga. Dan
hasrat itu beliau tempuh dengan caranya sendiri, cara yang tidak lazim
dilakukan para ulama pada umumnya.
Kira-kira inilah yang dijawabkan
oleh Gus Dur atas gugatan kakeknya yang hanya menggunakan kearifan kedua. Dialog
emajiner ini hanyalah sebuah ilustrasi rasional, di mana segala keputusan tetap
mutlak di tangan Tuhan.
Gus Dur Berpesan
Berikut ini sekedar dialog
imajiner penulis dengan Gus Dur terkait peringatan 1.000 hari wafat beliau.
Penulis: "Apa pesan Gus buat para pengada peringatan 1000 hari
ini?"
Gus Dur: "Soal kirim doa sudah lancar. Itulah sisi ihtida'
dari manfaat ziarah kubur.Para peziarah, peserta peringatan bisa mengambil
pelajaran religi.Setidaknya ingat mati, lalu meningkatkan amal kebajikan. Cuma,
sisi iqtida'-nya tak muncul."
Penulis: "Apa itu Gus?"
Gus Dur: Mereka hanya semangat kirim doa, tapi kurang semangat meneladani (iqtida')
amal baik yang pernah saya lakukan. Utamanya di bidang pemikiran, kerja sosial,
tebar kedamaian, bukan tebar pesona dan lain-lain.Dari gelagat peziarah,
rasanya makam saya ini banyak dikunjungi pejabat.Mungkin dianggap wali
pejabat.Ya, tak ubahnya wali-wali lain dengan spisifikasi sendiri-sendiri.
Yang lebih buruk dari itu
ada.Mereka tidak mengambil hikmah religius dari peringatan ini, tidak pula
mengambil keteladanan dari perbuatan saya, tapi malah mengambil keuntungan
materi dari penyelenggaraan peringatan ini.Saya berharap Tuhan mengampuni kami
dan kawan-kawan."
Penulis: "Itu pesan untuk umat, barang kali ada pesan untuk santri atau
keluarga?"
Gus Dur: "Ya, untuk santri, harus lebih hebat dari saya. Jika
sungguhan, pasti bisa.Mata saya ini sampek beleken, karena terlalu banyak
membaca. Sedangkan untuk keluarga, agar semua bisa menjaga nama baik saya.
Tampilan anak-anak di media dan di masyarakat tidak mengundang rasan-rasan
negatif.Kebebasan ya kebebasan, tapi akhlak dan kepantasan tetap wajib
dipatuhi.Anak-anak jangan sekadar merujuk saya saja, rujuk pula Mbah Buyut,
Kiai Hasyim Asy'ari, kiainya para kiai negeri ini.Terima kasih."
Dan untuk guruku tercinta,
penulis ucapkan: "Allahummighfirlah." (*)
Bahasa Arab Aneh
Sudah seminggu ini Cak Jahlun dan teman-temannya mengikuti
kursus Bahasa Arab yang diprogramkan oleh pesantren. Agar mengetahui kualitas
santri dalam berbahasa arab, Ustadz Halim pun menanyai santri satu per satu."Cak Jahlun, ada kitab dengan judul La Tahzan. Apa artinya ?",tanya Ustadz Halim
“La Tahzan itu artinya jangan bersedih", jawab Cak Jahlun
"Kalau kamu Paijo, apa arti hadits Rasulullah La Taghdhob ?"
Paijo menjawab,"Oh itu artinya jangan marah"
“Saya juga pernah lihat ada toko yang namanya La Tansa. Apa artinya ?"tanya Ustadz Halim sambil menunjuk Bejo
“Kalau La Tansa artinya jangan lupa",jawab Bejo
Santri-santri kemudian ganti bertanya kepada Ustadz Halim.
"Kalau La Liga, La Beneamata, La Furia Roja, artinya apa Ustadz?"tanya Cak Jahlun
Ustadz Halim pun bingung. Sepertinya baru kali ini ia mendengar kosakata "aneh" dalam bahasa arab.
Merekayasa tugas malaikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar